A. Pengertian Kufur
Dari segi bahasa kufur berasal dari kata Arab:
kufr, yang berarti menutupi sesuatu, atau menyembunyikan sesuatu kebaikan yang
telah diterima, dan atau tidak berterima kasih atas kebaikan yang diterima. Orang yang bersikap ‘kufur’ disebut kafir,
yaitu orang yang menutupi hatinya dari hidayah Allah.
Sedangkan
dari segi istilah kufur sering diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
menolak, menentang, mendustakan dan mengingkari kebenaran dari Allah yang
disampaikan oleh Rasul-Nya.
Sikap
atau perbuatan yang termasuk dalam kategori kufur ini, antara lain :
1. Mengingkari nikmat dan beberapa karunia Tuhan
dan tidak berterima kasih kepada-Nya.
2.
Lari dari tanggung jawab atau berlepas diri
dari suatu perbuatan.
3.
Pembangkangan atau penolakan terhadap
hukum-hukum Tuhan.
4.
Meninggalkan amal salih yang diperintahkan
Tuhan.
B. Macam-macam Kufur
1. Kufr Al-Inkar
“Kufr al-inkar” adalah kekafiran
dalam arti pengingkaran terhadap eksistensi Tuhan sebagai pencipta, pemelihara,
dan pengatur alam ini, megingkari para rasul-Nya, dan seluruh ajaran yang
mereka bawa. Karena mengingkari pokok-pokok agama ini, maka mereka
dikategorikan sebagai penganut ateisme, materialisme, dan naturalisme yang
hanya mempercayai hal-hal yang bersifat material dan alamiah. Menurut
mereka, kehidupan ini hanya berlangsung secara alamiah, murni tanpa kendali
dari luar.
Hal ini diungkapkan Al-Qur'an dalam
surat al-Jatsiyah ayat 24:
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا
وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ
إِلَّا يَظُنُّونَ
"Dan mereka berkata:
"Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati,
hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa. Mereka sekali-kali
tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah
menduga-duga saja."
Ciri yang menonjol pada diri
orang-orang kafir jenis ini adalah orientasi kehidupan mereka yang terfokus
pada dunia dan kenikmatannya saja. Maka, timbullah pribadi-pribadi yang
materialis dan hedonis, yakni menghargai sesuatu yang mendatangkan kenikmatan
duniawi dan jasmani saja. Bagi mereka, kehidupan akhirat sama sekali tidak ada.
2. Kufr Al-Juhud
Kufr al-juhud adalah mengakui
dengan hati (kebenaran yang dibawa oleh Rasululah) tetapi mengingkarinya dengan
lidah. Menurut Thabataba'i, kufr al-juhud berarti pengingkaran
terhadap ajara-ajaran Tuhan dalam keadaan tahu bahwa apa yang diingkari itu
adalah kebenaran.
Iblis adalah contoh lain dari kafir
juhud ini. Ia sebenarnya tahu dan yakin akan kebenaran Tuhan dan hari
kebangkitan, tetapi ia dikuasai oleh rasa dengki, sombong, dan angkuh, maka ia
pun membangkang kepada Tuhan. Maka, ciri dari kufr jenis ini adalah rasa sombong
dan superioritas.
3. Kufr An-Nifaq
“Kufr an-nifaq” mengandung arti
pengakuan dengan lidah, tetapi pengingkaran dengan hati. Hal ini
didasarkan pada firman Allah surat al-Ma'idah ayat 41 :
يَاأَيُّهَا
الرَّسُولُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ
قَالُوا ءَامَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوبُهُمْ
"Hai Rasul, janganlah kamu
disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu
di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah
beriman", padahal hati mereka belum beriman.”
Kemunafikan dimasukkan dalam
kategori kufr an-Nifaq, karena pada hakikatnya perilaku tersebut adalah
kekafiran yang terselubung. Orang-orang munafiq pada dasarnya ingkar kepada
Allah, Rasul, dan ajaran-ajarannya, kendatipun secara lahir mereka memakai baju
mukmin. Karena itu, dalam banyak ayat orang-orang munafik diidentifikasi
sebagai orang kafir. Di antara ciri-ciri orang munafik dalam al-Qur'an adalah
berkepribadian goyah, selalu bimbang, gelisah, dan sikap bermuka dua. Ia
sangat sulit untuk bersatu dan menjalin persahabatan sejati, karena selalu
berbuat khianat.
4. Kufr Asy-Syirk
Syirik berarti mempersekutukan
Tuhan dengan menjadikan sesuatu selain diri-Nya sebagai sembahan, obyek
pemujaan, dan atau tempat menggantungkan harapan dan dambaan. Syirik
digolongkan sebagai kekafiran sebab perbuatan itu mengingkari keesaan
Tuhan, yang berarti mengingkari kemahakuasaan dan kemahasempurnaan-Nya. Dalam
al-Qur'an, orang-orang musyrik terkadang ditunjuk dengan term kafir.
Para ulama membagi jenis syirik
menjadi syirik besar (syirk jaliy) yaitu mempersekutukan Allah seperti
disebut di atas dan syirik kecil (syirk khafiy) yaitu melakukan
suatu perbuatan bukan atas dasar keikhlasan untuk mencari ridha Allah,
khususnya yang berkaitan dengan amalan-amalan keagamaan, melainkan karena
tujuan-tujuan lain yang bersifat keduniaan. Namun, yang banyak disoroti
al-Qur'an adalah syirik dalam bentuk pertama (syirik jaliy), khususnya dalam
bentuk keberhalaan (paganisme). Syirk adalah perbuatan yang tidak
diampuni oleh Allah swt., karena agama diturunkan untk menyucikan jiwa,
sedangkan syirik berarti mengotori jiwa dan merendahkan akal manusia. Dari jiwa
yang kotor dan akal yang rendah, akan timbul bermacam-macam kejahatan dan
perilaku tak bermoral lainnya.
5. Kufr An-Ni'mat
Kufr An-Ni'mat adalah
menyalahgunakan nikmat yang diperoleh, menempatkan bukan pada tempatnya, atau
memanfaatkan bukan pada hal-hal yang dikehendaki dan diridhai oleh pemberi
nikmat.
Kecenderungan manusia mengkafiri
nikmat-nikmat Tuhan tampaknya amat kuat. Ini dapat dilihat pada QS. Yunus ayat
23, di mana digambarkan bahwa ketika manusia sedang berlayar di tengah lautan
lalu datang amukan badai, mereka segera berdoa kepada Tuhan : "Jika
Engkau menyelamatkan kami, pastilah kami akan menjadi orang yang bersyukur".
Akan tetapi, begitu Tuhan menyelamatkan mereka, mereka pun segera melupakan
janji yang pernah diucapkan. Mereka kembali kafir terhadap nikmat-Nya serta
berbuat zalim dan melakukan kerusakan di muka bumi.
Watak manusia seperti ini secara
lebih tegas dipaparkan dalam ayat 12 surat Yunus :
وَإِذَا
مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا
فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ
مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Dan apabila manusia ditimpa
bahaya, dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri,
tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui
jalannya yang sesat, seolah-olah dia tidak pernah berdo`a kepada Kami untuk
menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang
melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan".
6. Kufr Al-Irtidad
Istilah “irtidad” atau “riddat”
berakar dari kata “radd”. Menurut ar-Raghib, term riddat khusus digunakan bagi
orang-orang yang kembali kepada kekafiran sesudah beriman. Fenomena
riddat yang terlihat cukup menonjol dalam masyarakat, khususnya
masyarakat modern, adalah yang berlatar belakang perkawinan campuran antar
agama. Seorang muslim atau muslimat, karena kawin dengan orang non-Islam,
akhirnya melepas agamanya dan menukarnya dengan agama pasangannya. Ini terjadi
karena persitiwa pertukaran agama tersebut dianggap wajar saja dan tidak
prinsipil. Di samping itu, penyebab lainnya adalah kurangnya pembinaan
kerohanian/keagamaan pada kebanyakan masyarakat modern, yang keislamannya
kebanyakan terbentuk oleh lingkungannya. Sifat kafir seperti ini sangat berbahaya
karena dapat menggoyahkan barisan dan kekuatan kaum muslimin.
Demikian sekilas tentang kufur,
semoga Allah menjaga kita dari kekufuran, dan menjadikan kita hamba-hamba Nya
yang beriman, selalu Taat dan Taqwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan ajaran Islam
semoga Allah menjaga kita dari kekufuran, dan menjadikan kita hamba-hamba Nya
yang beriman, selalu Taat dan Taqwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan ajaran Islam
Amien.......
topmarkotop dah . . . .
BalasHapuspenting sekali pengetahuan tentang kufr, agar kita lebih hati2 dalam hidup